Persiapan “angon macan”

Setelah hampir dua minggu dihajar urusan pekerjaan, tiba saatnya mengisi libur akhir pekan untuk jalan-jalan “angon macan”
Rencananya besok pagi saya bersama rekan-rekan Koboys sr. akan mini touring sekedar melepas rindu putar gas motor kami. Sebelumnya saya mempersiapkan sang macan, terutama setting klep yang kemarin terlalu longgar jarak mainnya sehingga suara mesin mirip mesin jahit.

Setelah urusan mesin beres selanjutnya cek kondisi ban, roda dan juga rantai. Alhamdulillah semua normal dan dalam kondisi baik. Semoga besok pagi cuaca cerah dan perjalanan kami lancar sampai tujuan dan kembali ke rumah dengan selamat. Aamiin!!!

Posted from WordPress for Android

Mesin Tiger dan GL Series, saat dimana kata praktis itu masih ada

Selepas tahun 2000an, banyak produsen kendaraan membuat mesin-mesin baru yang lebih rumit dan katanya menggunakan tekhnologi paling mutakhir. Diawali penggunaan pendingin cairan yang menjamur hingga penggunaan multi cam shaft dan juga klep, dan terakhir perlombaan penggunaan pengabutan bahan bakar sisten injeksi. Semua bertujuan untuk memberikan peningkatan performa yang berujung pada perang pasar merebut hati konsumen. Namun… Namun bagi saya, segala macam peningkatan tekhnologi tersebut tidak begitu menggoda, mungkin karena terbiasa hal manual yang praktis sehingga saya tetap nyaman dengan teknologi yang sederhana.

Seperti mesin GL series pada Honda Tiger Scrambler ini. Pada saat saya memasang kampas kopling per 5 dulu saya tambah ring agar jarak main rumah kopling lebih sedikit. Tapi efeknya perpindahan gigi agak susah. Maka saya memutuskan untuk melepasnya.

Kapan “angon” macan?

Triwulan pertama 2016 ini sungguh diluar dugaan, banyak pekerjaan yang cukup menyita waktu. Mulai dari aturan jam kerja yang sampai sore hingga penyusunan laporan-laporan yang belum kelar. 😦
Ini yang menyebabkan saya tidak sempat “angon” macan..

Padahal pengen rasanya jalan-jalan menikmati hembusan angin bersama si macan ini.

BSA Scrambler

BSA Gold Star merupakan salah satu sepeda motor legendaris yang cukup sukses di pasaran maupun dalam perlombaan yang diikutinya. Kesuksesan tersebut didapat BSA Gold Star hampir satu dekade di berbagai macam perlombaan seperti di gurun, lintas alam, motocross, flat track dan juga road racing. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah BSA Gold Star yang digunakan untuk lomba lintas alam yaitu BSA Scrambler.

Dengan modifikasi sederhana dari tipe standar BSA Gold Star mampu memberikan aura Scrambler yang kuat. Ban type cross depan belakang membuat motor semakin garang.

Tabel konversi ukuran ban sepeda motor

Sekedar cerita. Sebelum saya menulis tentang ukuran ban ini, ada pengunjung blog yang bertanya tentang ukuran ban belakang yang saya pakai di arm atau lengan ayun Thunder 125.

Karena menurut cerita dia ingin mengaplikasikan ban trail ke lengan ayun Thunder, disebutkan juga ukuran ban trail yang akan dipakai memiliki angka 3.50-18. Selanjutnya saya melihat ukuran ban saya memiliki angka 120/80-18. Badalaaahhh…!!! Satuan ukurannya beda. Mumet aku 😯

Maklum bukan juragan ban apalagi tukang ban, terpaksa mencari referensi berupa tabel konversi ukuran ban sepeda motor. 😆
Di jagat ban sepeda motor dua satuan ukuran roda yang digunakan. Yang pertama ukuran inch, biasanya digunakan untuk ban motor model lama, contohnya 3.00-18, dan ukuran metrik yang biasa digunakan oleh ban motor keluaran terbaru. Contohnya 120/80-18.

Naaahh…. Daripada saya bingung terus, berikut ini tabel konversi ukuran ban sepeda motor.
Monggo dilihat, dibaca, diingat dan dipelajari bersama

Semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama 😉

Posted from WordPress for Android

Tambah ganteng satu tingkat

Akhirnya stang atau handle bar benar-benar saya cat. Seperti biasa langkah pertama permukaan dibersihkan dari lapisan chrome yang sudah banyak bagian yang terkelupas karena berkarat. Setelah bersih lalu dilanjutkan dengan memberi cat primer atau epoxy.

Setelah cat primer kering, tak perlu menunggu lama langsung saya timpa dengan cat hitam.

Tukar menukar

Dasar memang bawaan gak bisa diam, ada waktu luang sejenak saja imajinasi langsung melayang-layang membayangkan sesuatu. Bukan sesuatu yang aneh-aneh lho… Tapi membayangkan seandainya stang atau handle bar model trail yang terpasang di Bajaj Pulsar 200 dipasang di Honda Tiger Scrambler. Pasti asyik tuh! Selain hemat biaya, tema semi trail-nya juga masuk.
Dah.. Copot aja!

Sekarang Bajaj Pulsar jadi aneh gak punya stang 😆