Kita lanjutkan lagi cerita tentang Ernst Degner, kali ini adalah episode terakhir dari cerita ini. 😀
Mimpi Indah yang berubah menjadi mimpi buruk
Beberapa waktu kemudian, kehidupan Degner yang semula sukses dan indah tiba-tiba saja menjadi berantakan. Bermula dari lomba GP Jepang di sirkuit Suzuka, sepeda motor balap Suzuki 250cc 2-stroke Square yang dikendarainya mengalami kecelakaan dan terbakar.
Kejadian ini membuat dia terlempar jatuh dari sepeda motornya.
Degner mengalami pingsan dalam kecelakaan tersebut dan menderita luka bakar wajah yang diperlukan lebih dari 50 kali operasi cangkok kulit.
Tidak lama setelah ia pulih dari mimpi buruk di Suzuka tersebut, lagi-lagi dia mengalami sial karena kecelakaan. Degner mengalami patah kaki kanannya saat berlomba di GP Italia di Monza di tahun 1965. Dan di tahun berikutnya ia menderita cedera kepala serius dalam latihan persiapan untuk GP Jepang.
Degner banyak didera rasa sakit pada saat itu dan dokter hanya memiliki satu cara untuk membantu dia mengurangi rasa sakit tersebut dengan sangat efektif namun sangat adiktif. Obat penghilang rasa sakit itu adalah morfin. Dan ini membuatnya menjadi ketergantungan pada obat tersebut. Karir Degner akhirnya selesai disini dan pernikahannya berakhir alias bubar. Sedikit demi sedikit hidupnya hancur berantakan.
Kematiannya di Tenerife pada tahun 1981 di usia 53 tahun, diikuti oleh desas-desus bahwa Stasi telah berhasil menangkap dan membunuhnya, kemudian membuatnya terlihat seperti bunuh diri. Tapi kenyataannya Degner meninggal karena terkena serangan jantung.
Dan bagaimana dengan Kaaden? Hidupnya jauh lebih buruk setelah peristiwa pembelotan Degner itu. Ia kemudian dibawa ke Berlin dan diinterogasi oleh Stasi yang menduga bahwa dia terlibat dalam pembelotan Degner tersebut. Kemudian kegiatan balap Tim MZ ke luar negeri dibatasi untuk menjaga agar kasus Degner dan ide pembelotannya melalui negeri tirai besi tidak diikuti orang lain.
Pada akhirnya saat itu mesin-mesin 2-stroke mengambil alih dunia dan merajai setiap lomba, Kaaden sebagai jenius dan perancang secara tidak langsung hampir menerima kata pengakuan. Bahkan di tahun 1970-an pabrikan Jepang tidak membuat dan membangun secara utuh salinan mesin dua-stroke Kaaden itu dalam jumlah banyak.
Kawasaki KR250 dan 350 yang memenangkan delapan gelar juara dunia adalah salinan utuh dari ide MZ 250 yang telah diciptakan Kaaden pada tahun 1969, mesin ini memiliki kesamaan tata letak twin tandem, bore dan stroke yang sama, pengaturan port yang sama, poros engkol diarahkan–sama sama. Demikian juga Suzuki RG500 square four yang membawa Barry Sheene juara dunia GP 500cc di tahun 1976 dan 1977. Mesin RG ini pada dasarnya adalah empat disc–valve MZ 125 dalam format square.
Kaaden memaafkan Degner karena telah mengkhianati dia dan berfilosofi serta berbesar hati, tentang bagaimana negara Jepang menggunakan karya hidupnya untuk membangun industri yang membantu membuat negara tersebut menjadi kekuatan ekonomi global.
“Setiap kali Anda membangun sesuatu yang baik, seseorang mencuri itu,” katanya beberapa tahun sebelum kematiannya pada tahun 1997. “Saya harus menerimanya. Saya tidak bisa mengubahnya. “
Selesai…. 😀
Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama…. 😉
wich….mesin kelas dewa dijamannya 😉
http://potretbikers.com/2014/12/10/melongok-bagasi-floorboard-suzuki-address-110-fi/
betul mas… 😀
wew sejarah….
http://macantua.com/2014/12/10/mio-blue-core-125-dan-beat-110-fi-layaknya-bonsai-dan-ipan-pertamax7-ngoahahahahahahaha/
iya mas, pelajaran sejarah roda dua 😀
asoooyyyy
http://macantua.com/2014/12/10/mio-blue-core-125-dan-beat-110-fi-layaknya-bonsai-dan-ipan-pertamax7-ngoahahahahahahaha/
ternyata mesin 2stroke multi silinder kruk as nya juga lebih dari 1..
iya mas 😀
gak juga mas, ada mesin 2 stroke multi silinder krukasnya cuma satu kaya nsr 500. yang suzuki rg 500 memang dua kruk as tandem
bagian III nya mana om…