Mengapa saya begitu tertarik dengan Yamaha RS 100???

Tulisan kali ini saya sedikit bercerita tentang kenangan masa kecil saya, masa-masa dimana keseharian keluarga saya ditemani dengan Yamaha RS 100. 😀

Tahun 1977 (saya belum lahir), bapak menikah dengan ibu… waktu itu oleh kakek dibelikan sepeda motor Yamaha RS 100 seharga 120.000 rupiah

ilustrasi dari bikez.com

Spesifikasi :

• Engine type:2-stroke air-cooled 100cc engine
• Displacement: 100.3 cc
• Bore x Stroke: 46.4 x 59.9 mm
• Compression Ratio: 9,3:1
• Max Power: 9.3 PS @ 6,000 rpm (carburetor type)
• Max Torque: 1.03 kgf.m @ 4,000 rpm (carburetor type)
• Max speed: 105 km/h
• Transmission: 4-speed
• Clutch: Wet multi-plate centrifugal
• Starter: Kick starter
• Frame Type: Underbone steel tube
• Suspension (F): Telescopic
• Suspension (R): Swingarm
• Brake (F): Mechanically actuated drum
• Brake (R): Leading trailing drum
• Fuel tank capacity: 5.4 L

Selanjutnya RS 100 tersebut menjadi sarana transportasi utama keluarga kami, menemani bapak saat saya masih dalam kandungan ibu, mengantar ibu melahirkan saya ke bidan, mengantar saya ke sekolah, ke dokter dan  banyak hal yang dilakukan keluarga kami bersama RS 100 tersebut. Saya teringat, dimana saya masih sekitar usia 5 tahun bermain didekat RS 100 sepulang bapak kerja… namanya juga anak-anak. nggak tahu kalau knalpot itu panas, alhasil sampai sekarang dengkul saya masih ada bekas kena knalpot Yamaha RS 100 tersebut

Cerita berlanjut…. saya mulai remaja. Yamaha RS tersebut masih setia menemani keluarga kami. Walaupun saat itu di keluarga kami ada anggota baru, Astrea Prima yang dibeli tahun 1989 seharga 2,5 juta 😀

Sekitar tahun 1993-1994, bertambah lagi satu anggota baru yaitu Astrea Star yang dibeli di Naga Mas motor Klaten seharga 4,3 juta. Mulailah RS 100 tersebut jarang dipakai. Dan akhirnya ada Paman (adik bapak) yang diterima kerja menjadi PNS, sebagai pegawai baru waktu itu dia membutuhkan sarana transportasi ke tempat kerja. Akhirnya dipinjam dipakai lah Yamaha RS 100 tersebut oleh paman. Baru setahun dipakai paman, tiba-tiba RS 100 tersebut sudah berubah warna cat menjadi Hitam (aslinya merah) 😦

Dan sedihnya lagi, tidak begitu lama Rs 100 tersebut dijual oleh paman dan ditukar dengan Vespa  👿

Bapak saya saat itu sedikit kecewa, tapi berusaha mengikhlaskannya. Beberapa kali saya mencoba melacak keberadaan motor tersebut, tapi seakan hilang tak berbekas 😦

Puluhan tahun berlalu, dalam rangka mewujudkan rasa syukur nikmat atas karunia Nya, maka saya berkeinginan mencari Yamaha RS 100 bekas yang mirip dengan punya Bapak dulu, dan alhamdulillah… tidak perlu jauh-jauh untuk berburu yang menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Saat blusukan ke dusun didekat tempat kerja saya, akhirnya saya menemukan sosok yang tepat sebagai pengganti RS 100 bapak dulu. setelah deal maka segera saya boyong kerumah, Dan berikut ini anggota baru kami :

Secara umum kondisi RS 100 pada gambar diatas 85 % masih orisinil. Rencana saya berikutnya pelan-pelan RS 100 ini akan saya restorasi 😀
Parts yang mendesak untuk diganti adalah  kampas kopling, kampas rem serta gir dan rantai yang katanya belum pernah diganti 😯

Nanti setelah beres akan saya buat kejutan untuk bapak, biar mengenang masa-masa muda beliau bersama ibu treng..teng-teng-teng!!!  😉

Demikian curhat saya kali ini, semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama.

Iklan